Thank God for letting me to know.

Malam itu seperti malam-malam sebelumnya, namun entah mengapa malam itu terasa berat. Sangat berat. Terus berharap dan berharap tanpa letih. Berharap sesuatu yang tidak pasti dan terus berharap. Walaupun jika hal yang kuinginkan terkabulkan, aku tidak tahu harus kuapakan nantinya.
Namun pada akhirnya sesuatu yang menarik muncul dan membuatku penasaran di malam itu.

Tidak buruk, tidak salah, dan itu adalah sensasi yang unik. Apa yang telah terjadi? Aku tidak tahu. Aneh. Absurd. Spontan. Bodoh. Sebuah peristiwa dengan alur non-linear terjadi pada malam itu.

Lalu kujalani hari-hariku dengan sedikit perubahan ke arah kanan kehidupan. Namun langit menatapku dan masih meremehkanku. Semua benda mati yang kulihat pun seakan meremehkanku dan mengatakan bahwa aku adalah orang yang bodoh. Bahkan refleksi diriku yang kulihat di sebuah cermin juga meremehkan apa yang kuharapkan.

Sampai akhirnya kusadari, mungkin memang hal yang kuharapkan adalah hal yang tabu. Mungkinkah ini waktunya? Ya, aku tidak bisa mengharapkan apapun. Siapa?

Aku tidak tahu. Tetap jalani saja hidup ini. Ohya, diriku sudah lama tidak datang ke tempat yang dihuni oleh spesies-spesies aneh dan absurd itu. Apakah diriku termasuk spesies yang aneh juga? Tidak. Hehe.

Diriku tiba dan kupojokan diri ini di kantin yang berada di depan tempat ini. Tempat yang penuh dengan teriakan manusia-manusia yang sedang menaikan citra dirinya.

Aku disini hanya ingin duduk. Tidak ada keinginan untuk membakar energi yang biasa disebut kalori itu hari ini. Suasana hati ini sangat menentukan apa yang ingin kulakukan. Seseorang telah membuatnya seperti ini.

Saat aku fokus dengan ponselku, kulihat ada kelompok manusia berjumlah genap yang datang ke tempat ini menggunakan sepeda motor. Aku juga bisa menyadari bahwa mereka baru pertama kalinya ke tempat ini. Aku tidak peduli. Setelah memarkir motornya, mereka langsung memasuki ruangan administrasi. Aku tetap tidak peduli.

Diriku tetap fokus pada ponselku untuk membalas obrolanku dengan seorang teman.
"Irfan, bantuin mereka!! Jangan galau!" Micha datang menghampiriku dan mengatakan hal tersebut ke padaku.

"Gua males." jawabku yang bertolak belakang dengan tindakanku setelah itu.

Micha adalah pengelola tempat ini dan aku sudah sangat akrab dengannya. Bahkan, dia sering meringankanku jika aku sedang krisis keuangan ketika masa keanggotaanku habis.

Tidak ada pilihan. Aku memang tidak peduli dengan mereka. Aku hanya kasihan. Baiklah, akan kubantu.


Setelah berkenalan dengan mereka, kutatap salah satu dari mereka, dan kutanyakan, "Dari mana asal lo?"

"Kita berasal dari tempat yang sama. Lo ga tau gua dan begitu juga sebaliknya." Jawab wanita berambut panjang yang memiliki tinggi badan hampir sama denganku itu.

Hah?

Ternyata. Ya. Tapi. Berbeda. Apa?
Oke.
Tolong jangan.
Aku benci.

Hal ini masih berlanjut dan alur ini mungkin akan mencapai sebuah twist. Hal ini sangat membuatku bingung. Akan ada sebuah twist dalam hidupku.

Ambigu.
Aku.
Tapi tidak bisa.
Sesuatu mengganjalku.

Sensasi yang yang kurasakan pada malam itu masih sangatku ingat. Kutidak bisa menguburnya. Bagaikan efek psychedelic yang pernah kulihat beberapa kali di YouTube. Menyenangkan, penasaran, dan bodoh. Jangan salah sangka, aku bukan pemakai LSD.

Lalu orang itu. Benar-benar menganggu ketenanganku. Keputusan apa yang akan kubuat?

Baiklah. Aku lupa bahwa ada tujuan lain yang ingin kuraih. Akan kukubur dulu hal bodoh ini.


Mengerti tulisanku?
Tidak apa.
Ini bukanlah cerita fiksi. Ini kisah nyata yang menyebabkan sebuah dilema dalam pikiranku.
Dilema? Tidak juga.

Aku tidak peduli. Lupakan.

Hah.

I love my mother.

Bingung?

Begitu juga diriku..


Comments

Popular Posts