Mahasiswa Pas-Pasan? Traveling? Bangkok?


Hallo..
Pada kesempatan kali ini saya mau menceritakan bagaimana pertama kali saya bisa memulai traveling keluar negeri mengunjungi 3 negara dalam 8 hari berkat jerih payah saya sebagai mahasiswa & freelancer. Ini sebenarnya sudah terjadi pada tahun 2016 lalu.

Mungkin kalian yg berasal dari keluarga kaya & yang orang tuanya mempunyai kekayaan yang berlimpah akan menertawakan tulisan saya kali ini. Tapi saya hanya ingin berbagi kepada semua orang yang bercita-cita traveling dan menikmati ciptaan Tuhan di seluruh dunia walaupun kalian bukan berasal dari keluarga yang sangat berada.


Saya hanya seorang mahasiswa biasa. Umur saya baru 20 tahun. Tanpa mengurangi rasa bersyukur saya, saya pun bukan berasal dari keluarga yang kaya dan mempunyai banyak harta. Keluarga saya hanyalah keluarga biasa. Ayah saya hanya pegawai swasta yang kerjanya terikat kontrak dan Ibu saya hanyalah seorang Ibu rumah tangga yang kadang menerima pesanan katering makanan/kue dalam jumlah kecil.
Pada suatu hari, saya mempunyai pemikiran baru yang menimbulkan cita-cita baru dalam diri saya. Saat itu, terlintas dan terhenti dalam pikiran saya bahwa cita-cita baru saya adalah saya ingin menjelajahi dunia, seiring dengan impian saya yang lainnya, yaitu Designer. Berawal dari hobi saya yang adalah menonton film, bermain game, mendesain dan mendengarkan musik. Dari situ, saya mengetahui bahwa para pencipta hal-hal yang sering saya nikmati banyak yang berasal dari belahan planet yg bernama bumi ini.
Tak tahu mengapa, saya mempunyai pemikiran bahwa jika kita bisa menjelajahi semua wilayah yang berada di bumi ini, itu dapat membuat kita semakin bersyukur. Karena betapa hebatnya Pencipta seluruh alam semesta ini. Ketika kita bisa menjelajahi tempat yang jauh dan asing, kita dapat menyadari betapa kecilnya kita, betapa banyaknya hal yang belum kita ketahui, dan betapa megahnya dunia ini. Huh..
Ke inti cerita…
Hmm… Saya ingin sekali berpetualang ke luar negeri. Tapi, apalah saya? Saya hanya seorang mahasiswa desain biasa yang biaya kuliahnya pun masih di tanggung semua oleh orang tua. Ada hal yg seperti menuntut dalam diri saya bahwa diri saya ingin dan harus bisa pergi traveling. Bagaimana saya bisa memulai perjalanan keluar negeri ini tanpa merepotkan orang tua?
Saya memutuskan bahwa saya akan memulai traveling saya pada tahun 2016, dengan tujuan utamanya adalah negara yang harus memiliki Madame Tussauds yaitu Thailand, karena saya sangat ingin foto bareng dengan patung Messi (tapi tidak ketemu :sad). Lalu dilanjutkan ke negara yang memiliki bandara maskapai LCC terbesar di dunia.
Sayapun menengok isi rekening saya dan tertera saldo di rekening berjumlah tidak lebih dari Rp.800.000. Saya pun menertawakan dan mengatakan kepada diri sendiri “Hahaha ngimpi bisa traveling keluar negeri”. Yah, tapi hal itu cuma lewat saja alias saya ‘bodo amatin’.

Saya pun iseng memburu tiket berangkat dan seketika saya kaget melihat harga tiket yang saya inginkan hanya senilai Rp.756.000, walaupun harus transit dan harus keluar imigrasi di Singapura dikarenakan tiket tidak termasuk Airport Transfer. Tak apa.. Saya harus bisa menikmati negaranya selama 8 jam sebaik mungkin.
Dengan segala pertimbangan dan pikiran “Beli ga ya? Beli ga ya?”, saya putuskan untuk beli.

Setelah e-tiket  masuk ke e-mail saya, disinilah saya mulai menikmati perjuangannya.
Saya hanya membeli tiket berangkat, namun sesaat setelah itu saldo saya di rekening hanya tersisa uang senilai Rp.30.000. Haduh?
Bagaimana untuk uang hostel, uang saku, dan tiket pulang?


Disinilah saya mendapatkan ilmu. Jika kalian benar-benar ingin pergi, beli saja dulu tiketnya dan dengan terbelinya tiket pergi, kalian pasti akan seperti merasa tertuntut harus mengumpulkan uang untuk biaya lainnya. Hehe 
Seiring berjalannya waktu yang membuat saya harus berdiam diri di rumah tanpa berhura-hura/jajan-jalan bersama teman, saya pun mencoba usaha jasa digital painting yang saya rintis bersama sahabat saya di kampus. Kami iklankan jasa kami di suatu website luar dan ya, meski baru berjalan beberapa bulan, namun pendapatan kami sudah hampir menyentuh 1000$ dan semua client kami berasal dari luar negeri. Saya pun bisa mempunyai akun Paypal untuk pertama kali 
Dari situ pun saya semakin semangat mengumpulkan uang untuk menyelesaikan semua ‘tuntutan’ yang harus saya penuhi untuk bisa membeli tiket pulang, biaya hostel & uang saku.
Hari demi hari, bulan demi bulan, dengan sabar saya menjalani hari berada di dalam rumah menatap HP, mengerjakan tugas, fitness, pulang, diulang dan diulang.
Pada akhirnya selama 7 bulan saya menabung.. Semuanya yang saya perlukan akhirnya bisa dipenuhi. Yes. Berkat usaha disambi kuliah, libur kuliah, lalu traveling. Siapa yang tidak puas jika hal seperti itu terjadi?
Pada akhirnya sayapun bisa memulai perjalanan saya seorang diri. Bermodalkan bahasa Inggris yang saya pelajari sendiri dari sekolah dulu, film, komik, dan game kesukaan saya, sayapun nekat untuk memulai perjalanan traveling ke luar negeri pertama saya. Orang tua pun senang saya bisa pergi. (Ya iyalah senang, orang gak keluar duit )..
Cerita di luar negeri..
The airplane was ready to landing on Suvarnabumi Airport’s runway

Penerbangan dari Soekarno-Hatta dijadwalkan pukul 20.00 WIB dan saya memilih Tigerair yang akan mampir terlebih dahulu di Singapura. Selama lebih dari 8 jam transit di Changi Airport, saya isi waktu panjang tersebut untuk browsing di free internet area yang banyak menyediakan banyak komputer dan dapat digunakan dengan gratis. Saya juga habiskan waktu untuk mengelilingi bandara tersebut seakan letih tidak menganggu saya karena bandara tersebut memang pantas disebut bandara terbaik di dunia saat ini. Pada akhirnya saya bisa take off pukul 07.10 waktu setempat. Terbang dengan Tigerair pun menurut saya tidak ada yang buruk, cabin yang nyaman, bersih, dan tepat waktu. Setelah terbang sekitar 1 jam 35 menit, akhirnya pun saya bisa tiba di Suvarnabumi International Airport, Bangkok, Thailand.

"Oh man.. This airport is so fuckin wonderful. I can't believe that I will explore this city alone."

Itu lah yang pertama saya ucapkan ketika saya berjalan menuju Imigrasi. Saya pikir walaupun Changi Airport masih lebih baik, namun Suvarnabumi juga cukup baik. Ketika urusan Imigrasi selesai, saya pun langsung membeli simcard TrueMove seharga 299b atau jika dirupiahkan sekitar Rp.100.000 yang saya dapatkan konter resmi mereka di bandara.

Bermodalkan Google Map dan itinerary sederhana, saya dengan semangat siap untuk mulai menjelajahi Bangkok! Sendirian!!

Selama di Bangkok, saya tidak pernah sekali pun menggunakan Taxi. Saya menggunakan bus, BTS dan MRT. I think we can feel like local people if we do they do. Mengapa saya bisa? Pelajari lah di internet. Bangkok memang mempunyai tulisan dan bahasa yang rumit, namun Bangkok juga ramah terhadap turis yang berbahasa Inggris. Saya membekali pengetahuan saya dengan mencetak map rute BTS dan MRT. 

Setelah semua urusan selesai, saya segera turun ke basement bandara untuk menaiki kereta bandara Suvarnabumi. Saya naiki kereta tersebut bersama banyak turis asing dan akhirnya kereta tersebut berhenti di stasiun tujuan saya, yaitu stasiun Phaya Thai, saya pun bergegas turun dan langsung berganti transportasi menggunakan BTS menuju stasiun Sala Daeng. BTS atau Bangkok Mass Train System adalah kereta yang hanya beroperasi di atas tanah atau bisa disebut Sky Train. Dengan menggunakan BTS kita bisa melihat pemandangan Bangkok yang tidak beda jauh dengan Jakarta. Menurut saya Bangkok sedikit lebih bersih dan rapih dibanding Jakarta. Saya menilai dengan melihat betapa ramahnya Bangkok dengan mempunyai trotoar dan transportasi yang sangat nyaman untuk para difable atau bisa kita sebut orang berkebutuhan khusus.


Yummy

Pada pukul 12 siang, sampailah saya di stasiun BTS Sala Daeng dan segera jalan kaki menuju HQ Hostel yang berada dikawasan elit Bangkok bernama Silom. Ketika saya berada di Bangkok, saya sengaja memilih hostel dan kamar tipe dorm (kamar bergaya asrama) karena minimnya budget untuk penginapan. Tahukah berapa biaya yang saya habiskan menginap? Rp.90.000!. Namun dari situ, saya merasakan perasaan luar biasa karena untuk pertama kalinya saya dapat membaur dengan para turis asing yang berasal dari macam-macam negara. Oh shit, it was one of the best experience that i've ever made and i will not forget it.


HQ Hostel, Silom, Bangkok

Ketika saya tinggal di HQ Hostel, seperti terasa terbentuk Aliansi ketika saya mengenal teman-teman baru disana. Seseorang yang pertama kali berkenalan dengan saya adalah Arisa Yokoshima, gadis yang berasal dari Jepang yang hobinya nonton film and we have same obessession haha. Kebetulan kami menempati kamar yang sama pada saat itu hehe. Dialah orang yang paling banyak bercerita dengan saya ketika saya berada disana. Ketika di hari pertama saya lelah seharian menjelajahi Asiatique dan sekitarnya, saya pun tiba kembali di hostel. Saya dan Arisa banyak berbagi cerita mulai dari kegiatan masing-masing di negara kita, film yang kita suka, traveling banyak lagi hingga kita sama-sama mengantuk.


Table in the lobby where we were sharing each other.

Lalu ada juga Frat dari USA yang menempati kamar itu, dia adalah orang kedua yang juga banyak bertukar cerita dengan saya. He was excited when i opened up our conversation about Bali. Yeah, we talked a lot about that. Ada juga Mandy dan Thomas, dua orang yang tidak saling kenal tapi sama-sama dari Canada. Ada Mei-Senpai, kakak cantik dari Jepang yang di Bangkok sendirian haha. Saya sedikit menyesal karena ketika saya berkenalan dan berbagi cerita dengan Mei, keeosakan harinya dia sudah check-out.. What the hell.. Padahal dia ramah sekali dan perhatian.. HEHE. Ada juga yang berasal dari Filipina, Prancis, dan India (saya lupa tanya namanya). Kami pun mengistirahatkan badan kami di bawah sebuah atap yang sama dan mungkin tujuan yang sama. Pengalaman itu sungguh luar biasa.
This room isn’t as small as you think. Very clean. A lot of open minded persons were there 


Saya pun sangat bersyukur bisa menikmati dan memiliki pengalaman yang sangat berkesan ketika menjelajahi Bangkok sendirian. Mulai berbagi kamar dengan 10 orang yang berasal dari negara yang berbeda, berbagi pengalaman dan berbicara panjang lebar dengan mereka, mempunyai teman baru cewek dari Jepang dan berhasil dapat kontaknya :p haha

Menurut saya, Bangkok adalah kota yang sangat baik dan ramah untuk para turis yang mempunyai biaya pas-pasan. Selama saya berada disana selama 5 hari 4 malam saja saya hanya menghabiskan kurang lebih Rp.400.000! Haha iya, semurah itu. Selama saya disana, saya hanya mengisi perut saya dengan makanan murah 7/11 atau Sevel Eleven yang seharga 30-45baht, atau jika dirupiahkan sekitar Rp.12.000-Rp.18.000 saja! Demi menghemat, saya hanya memakan Spaghetti dan Nasi Kare Ayam yang dipanaskan ulang di 7/11. Untuk tiket Madame Tussauds, saya memang sudah menyiapkan dijauh hari sebelum hari keberangkatan. Kebanyakan waktu disana, saya hanya mengunjungi tempat-tempat yang tidak menguras kantong saya seperti Khao San Road, Grand Palace, Patpong, Chatucak Market, Asiatique, Siam Paragon, Platinum, MBK Center, dan banyak lagi.

Ketika saya pulang, saya seperti merasa kaget dan bertanya kepada diri sendiri, “Kok saya bisa ya melakukan perjalanan nekat ini? Kok saya bisa ya bercerita dan bertukar pikiran dengan teman-teman baru saya sepanjang malam? Mungkin itu semua bisa terjadi karena keberanian saya. Saya bisa mencapai tujuan saya karena niat saya yang sangat kuat untuk menjelajahi dunia luar.

Masih banyak cerita di Bangkok, Kuala Lumpur, dan Singapura yang saya tidak sempat saya jelaskan saat ini. But, there are still a lot of stories that i will share to you. Setelah saya melakukan perjalanan ini, saya dengan sangat bersyukur bisa mengunjungi Bangkok untuk kedua kalinya beberapa waktu lalu. Saya bisa kesana lagi bukan untuk berlibur, melainkan untuk menjadi Tour Guide. hahaha. It was an unexpected great job, man. I love Bangkok so much!.


Setelah puas dengan menjelajahi Bangkok selama 2 kali, sekarang negara tujuan selanjutnya yang saya ingin kunjungi adalah Negeri Bunga Sakura, yaitu Jepang! Itu lah mimpi saya. Doakan saja saya bisa berkunjung ke negara tersebut dengan biaya sendiri. Karena dibutuhkan banyak dana untuk bisa menjelajahi negara tersebut dikarenakan biaya hidup disana yang sangat mahal. Well, saya sedang berusaha untuk itu dan belum tahu saya kapan bisa tiba disana. Doakan ya teman-teman! Terimakasih telah membaca blog ini! :)











Comments

Popular Posts